Bagi anda yang gemar hobi otomotif dan selalu mengikuti perkembangan otomotif melalui berbagai macam media, anda pasti tahu kasus yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan di berbagai dunia, kasus yang menjerat Volkswagen sebagai tersangka utama nya terkait melakukan kecurangan pada hasil uji emisi kendaaraan nya di Amerika Serikat.
Kecurangan ini dilakukan karena para insinyur di Volkswagen tidak dapat memenuhi standar emisi karbon diokisida yang ditetapkan oleh sang mantan CEO Martin Winterkorn, sehingga para insinyur membuat Software yang di tanam di ECU (Engine Control Unit) itu sehingga mampu mendeteksi bila
mobil sedang dites emisinya. Lantas ia memerintahkan mesin untuk
mengatur ulang pembakaran agar tercipat emisi minimal. Setelah tes,
semua setting akan dikembalikan secara otomatis, membuat performa
optimal sembari menyemburkan 10-40 kali emisi lebih tinggi. Di Indonesia
mungkin ini tak akan jadi masalah mengingat lemahnya penegakan hukum di
masalah emisi. Tapi di Amerika Serikat ini menjadi serius. VW dianggap
menipu konsumen dan membahayakan jiwa penduduk Amerika Serikat.
VW, mengakui setidaknya 11 juta unit kendaraan di seluruh dunia dipasangi perangkat khusus untuk memanipulasi uji emisi. Kasus VW ini menjadi fokus US Justice Department, di samping masalah switch pengapian
General Motors yang mengakibatkan lebih 1.300 orang tewas kecelakaan di
jalan dalam 10 tahun terakhir. Menurut CEO VW Amerika, Michael Horn, VW
tak bisa apa-apa selain pasrah dan membantu proses penyidikan. Ke
depannya mereka tak akan mengulangi dan berusaha keras mengembalikan
kepercayaan publik.
Perusahaan pembiayaan dan analis ekonomi asal Swedia, Credit Suisse,
memperkirakan setidaknya VW harus merogoh kocek sampai 87 miliar dollar
AS untuk menangani kasus“dieselgate” ini sampai tuntas. Prediksi lain,
biaya paling murah yang harus dikeluarkan sampai skandal ini mereda
yakni 26,8 miliar dollar AS.
Credit Suisse menjelaskan kisaran angka itu diperoleh dari kalkulasi
biaya ganti rugi konsumen, menenangkan situasi pada masyarakat, dan
biaya pengadilan kriminal. Penanganan paling memakan biaya dikatakan
untuk membayar kompensasi pada pemilik mobil yang kehilangan nilai
kendaraannya. Tapi sebenarnya ada solusi untuk itu, disebutkan,
Volkswagen bisa melakukan cara lain dengan menawarkan diskon mobil baru
buat pemilik kendaraan yang terlibat sebagai pengganti uang kompensasi. Estimasi
tertinggi dan terendah Credit Suisse bahkan jauh lebih besar dari
pernyataan Volkswagen sebelumnya yang ingin menyisihkan 7,3 miliar
dollar AS dari keuntungan perusahaan tahun lalu buat menyelesaikan
masalah.
Namun beberapa pakar juga menyebutkan bahwa VW juga bisa menjual aset perusahaan nya seperti beberapa merk otomotif yang berada di bawah naungan dan dimiliki Volkswagen Group seperti Porsche, Audi, SEAT, Skoda, MAN, Scania, Lamborghini, Bugatti, Bentley dan Ducati. Bukanlah merk-merk otomotif murahan yang dimiliki Volkswagen Group, melainkan merk-merk yang sudah mempunyai nama besar di dunia, memang dengan cara menjual salah satu aset nya adalah jalan tercepat VW jika ingin keuangan mereka tetap aman dan tidak terancam bangkrut.
Kasus Dieselgate ini juga menjadi sasaran hollywood untuk dibuatkan film nya, rencana nya mereka akan membuat film kisah Dieselgate ini berdasarkan buku dari Jack Ewing seorang Koresponden Ekonomi Eropa untuk New York Times. Garis besar buku ini akan menceritakan dampak kasus dieselgate Volkswagen terhadap industri otomotif global, namun buku ini belum rampung sepenuhnya, judulnya saja belum dipastikan. Film ini akan di produseri oleh aktor kondan hollwood Leonardo Dicaprio melalui rumah produksi yang dimilikinya, Appian Way.